dengan lembutnya menyapa batu-batu
arus yang tak henti walau barisan batu merapat
arus tetap kan ada
menjerit lepas gencatan si keras
celah kecil tak apa
berteriak menginjak berarus hilir
aral menjulang tinju pusaran arus
melenggang hembusan gerimis
Entahlah
membatu di pusaran arus
tertahan tak tentu arah
meragu dikeyakinanku
padi menguning menanti dituai
tapi
tapi
rebah karena rapuh terkulai
Entahlah
Ai Santi P
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar