Jumat, 17 Juni 2011

Meragu dikeyakinanku



Bak air sungai
dengan lembutnya menyapa batu-batu
arus yang tak henti walau barisan batu merapat
arus tetap kan ada
menjerit lepas gencatan si keras
celah kecil tak apa
berteriak menginjak berarus hilir
aral menjulang tinju pusaran arus
melenggang hembusan gerimis

Entahlah
membatu di pusaran arus
tertahan tak tentu arah
meragu dikeyakinanku
padi menguning menanti dituai
tapi
rebah karena rapuh terkulai
Entahlah


Ai Santi P
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar